Peran BUMDes dalam Strategi Pengembangan Desa Wisata

1
10375

Oleh: Jenny

Sebuah Desa Wisata memiliki potensi perwisataan yang menarik minat pengunjung dari kota. Daya tarik tersebut bisa berasal dari alam, sosial budaya, bahkan bangunan peninggalan atau situs budaya yang dimiliki. Indonesia memiliki banyak tempat pariwisata terutama yang ada di pedesaan yang memiliki keindahan yang alami. Jika ingin melihat tempat wisata yang masih alami dan belum banyak perubahan, anda dapat menemukannya di desa yang berpotensi wisata.

Pengembangan Desa Wisata dapat mendongkrak ekonomi masyarakat dan akses sarana prasarana yang dibutuhkan. Pengembangan sangat penting dilakukan supaya bisa bersaing dengan wisata-wisata lainnya yang menampilkan keindahan alam yang indah mengingat Indonesia termasuk wilayah yang luas dan di setiap daerahnya memiliki pesona tersendiri dalam keindahan alamnya.

Untuk desa mendapatkan hasil yang optimal, sudah tentu harus didukung oleh fasilitas-fasilitas dan SDM yang memadahi. Fasilitas tersebut bisa berupa akses jalan dan kesediaan kendaraan, penginapan, ataupun pelengkap lain di dalam tempat wisata. Selain itu, perlu diperhatikan fasilitas kenyamanan dan keamanan supaya pengunjung merasa nyaman dan aman saat menggunakannya. Jangan lupa lokasi wisata desa harus memperhatikan lingkungan hidup, agar area sekitarnya terjaga dan masyarakat tidak terimbas dampak buruknya.

Baca Juga  Eksotisme Hutan Pinus Mangunan, Favorit Selfi dan Pre Wedding

Kalau wisata desa sudah mulai diaktifkan, maka alangkah lebih baiknya dibentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) untuk mengelola secara independen dan masyarakat bisa terlibat dan turut aktif mengembangkannya. Pendirian BUMDes sedang didorong oleh pemerintah mengingat peran BUMDes sangat strategis bagi perekonomian desa di masa mendatang.

Potensi unggulan yang dapat dikembangkan di desa yang kaya produk pertanian atau perkebunan adalah agrowisata desa. Itulah salah satu yang selama ini paling banyak menjadi tujuan wisatawan. Agrowisata sangat potensial dikembangkan menjadi wisata unggulan dan tinggal dikembangkan menjadi sebuat tempat untuk para wisatawan berkunjung. Agrowisata juga dapat melibatkan banyak pemilik lahan dan masyarakat.

Dalam strategi pengembangan sebuah desa wisata dibutuhkan modal dan berbagai bantuan yang mendukung minat pengunjung. Sehingga dibutuhkan manajemen pengelolaan yang baik dan rapi. Yang perlu dikembangkan di area wisata ada beberapa fasilitas dan utilitas, seperti air bersih, listrik, kamar mandi umum, jalan akses, tempat beristirahata atau berteduh, tempat ibadah (mushola), dan tempat makan minum. Perlu juga ada unit kesehatan dan P3K untuk menangani pertama jika ada pengunjung yang sakit. Selain itu, untuk menjaga kebersihan lingkungan daerah wisata, BUMDes atau pengelola harus menyediakan tong sampah yang dipencar di berbagai titik area wisata.

Baca Juga  Wisata Jaman Batu di Desa Wisata Cibuntu

Banyak sekali peran BUMDes yang dapat membantu pengembangan Desa Wisata oleh karena itu pemerintah mendorong desa membentuk BUMDes terutama yang memiliki potensi sebagai tempat wisata. Badan usaha itu dipersiapkan untuk mengelola keuangan desa sesuai ketentuan UU No.6/2014 tentang Desa (UU Desa). Pasal 87 UU Desa dan pasal 132 PP No. 43/2014 menjelaskan bahwa setiap desa di beri peluang yang sama untuk mendirikan BUMDes, meski bukanlah sesuatu yang bersifat kewajiban yang memaksa.

Pembentukan BUMDes dimaksudkan untuk memfasilitasi pengelolaan keuangan desa dari yang cukup besar ke depan. Desa dimungkinkan kesulitan mengelola dana tersebut jika tidak dibantu BUMDes. BUMDes menjadi sektor penggerak industri baru dan mempercepat perbaikan ekonomi rakyat. BUMDes ikut mengelola dana dari pemerintah mauoun dari pemerintah daerah menjadi lebih bermanfaat untuk ekonomi dan pelayanan dasar

Sebagai contoh Desa Bleberan di Gunungkidul yang telah mendirikan BUMDes untuk mengembangkan desa wisata, yaitu air terjun “Sri Gethuk”, situs purbakala Mataram, dan pemancingan ikan. Air terjun disana paling sering dikunjungi dan bisa dibilang paling terkenal di Jogjakarta. Desa wisata yang dikembangkan oleh BUMDes Bleberan sejak tahun 2012 mampu meraup omzet sekitar Rp 1.2 milyar per tahun. Dari omzet tersebut, BUMDes memperoleh pendapatan bersih sekitar 361 juta, dimana 20 persen dikontribusikan sebagai PADes Desa Bleberan yang dimanfaatkan lebih luas untuk pembangunan desa dan pelayanan masyarakat.

Baca Juga  Ini Dia Konsep Desa Wisata Bisa Tanpa Harus Punya Potensi Alam Menakjubkan

tropi desa wisata
Setiap Desa memiliki strategi masing-masing dalam mengembangkan potensinya sehingga menarik minat pengunjung. Sudah semestinya setiap Desa Wisata memiliki BUMDes sehingga fokus pengembangan dan pengelolaannya lebih baik. BUMDes bermanfaat menjadi pintu masuk mengelola potensi pariwisata desa.

Gambar: Desa Bleberan Mendapatkan penghargaan dari pembentukan Desa Wisata.

Baca juga : Desa Wisata Menakjubkan Wae Rebo

BUMDesa

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here