
BERDESA.COM – Lain ladang lain belalang, lain desa lain tantangan. Begitulah suasana pelatihan BUMDesa yang digelar Usaha Desa Sejahtera (Usdes). Hampir semua peserta pelatihan mengungkapkan beragam potensi desanya tetapi sebagian besar pula masih kebingungan menentukan potensi yang layak diangkat menjadi unit usaha BUMDesa.
Seperti yang diungkapkan para peserta Pelatihan BUMDesa di Hotel Butik, Yogyakarta, Mei lalu. Diikuti 50 kepala desa dari Halmahera, Maluku Utara, yang datang ke Jogja demi menimba ilmu tentang BUMDesa, para kepala desa mengungkapkan selama ini ekonomi desa mereka sudah cukup baik tetapi mereka mengeluhkan betapa pusaran uang di sana selama ini dikuasai para pemilik modal. Padahal putaran keuntungan yang bisa diraih jika pusaran usaha itu dikuasai warga lokal, sangat besar.
Topik ini muncul pada sesi Identifikasi Potensi Desa. Dengan unik pemateri Ari Aji HS yang juga pengelola website Berdesa.com membawa para peserta untuk mengungkapkan mimpi mereka mengenai seperti apa BUMDesa yang mereka inginkan dan masalah yang mereka hadapi.Hasilnya? Berbeda dengan desa-desa di berbagai wilayah Indonesia. Para kepala desa di Halmahera bukan pusing mengenai bagaimana meningkatkan kesejahteraan ekonomi warganya melainkan lebih tinggi lagi yakni ingin mengelola pusaran usaha dari komiditi yang mereka miliki. Soalnya, selama ini jalur perdagangan dikuasai para pemilik modal.
Halmahera adalah daerah yang dianugerahi berbagai komoditas unggul yang tak banyak dimiliki daerah lain. Inilah pusat rempah pala, kopra dan hasil laut yang melimpah. Komoditi unggulan inilah yang mendatangkan rejeki besar bagi warga sekitar. Soalnya, beberapa jenis komoditi ini memang termasuk komoditas unggul yang memiliki pasar luas dan prospek yang tak pernah kering. Sayangnya, warga di sana selama ini hanya kebagian sebagai pemasok saja. Sementara pengepul dan pedagang besarnya dikuasai orang-orang yang memiliki modal besar.
Masalahnya, butuh modal besar untuk ‘bermain’ pada area bisnis ini. Karenanya, BUMDesa di sana masih mencari cara untuk masuk ke pusaran bisnis besar itu. Selalu ada jalan jika ada kemauan, begitulah yang terjadi. Dengan penuh semangat para peserta lalu setuju merumuskan langkah menuju BUMDesa bersama untuk mewujudkan keinginan mereka: menguasai perdagangan komoditas yang mereka miliki. Dengan begitu, keuntungan besar dari usaha ini bakal masuk ke kantung-kantung warga desa dan bukan pemilik modal seperti yang selama ini terjadi.
Selanjutnya para kepala desa dengan antusias menginventarisasi berbagai kondisi yang mereka hadapi saat ini menuju perwujudan BUMDesa Bersama. Dibawakan Ervita Dwiastuti sesi berikutnya membahas apa saja yang harus disiapkan perangkat desa dengan BUMDesa mereka. Berbagai persiapan teknis dipaparkan dengan rinci oleh Ervita mulai dari apa saja yang saat ini sudah dilakukan BUMDesa pada desa masing-masing hingga apa saja persyaratan menuju BUMDesa Bersama dan sebagainya.Termasuk rencana-rencana lain yang sudah dirumuskan sebelumnya.
Jangan salah, meski jauh dari ibukota, desa-desa ini juga sudah merumuskan berbagai langkah yang akan dilakukan BUMDesa-nya. Beberapa desa bahkan telah menggapai langkah yang jauh lebih maju dibanding BUMDesa-BUMDesa lain. Salahsatunya, sebuah desa yang sedang menyiapkan investasi untuk membeli tanah dan rumah di Yogyakarta untuk menjadi tempat tinggal bagi anak-anak muda dari desanya yang sedang menimba ilmu di Yogyakarta. Hebat bukan, BUMDesa di desa Halmahera bahkan sudah memiliki anggaran untuk menyekolahkan anaknya ke Yogyakarta dengan fasilitas tempat tinggal milik warga desanya sendiri.
Selain bakal menekan biaya tempat tinggal, ide hebat ini juga bakal memberi dorongan yang kuat bagi anak muda yang sedang menimba ilmu untuk sungguh-sungguh mendapatkan ilmu karena telah didukung warga desanya dan ilmunya sudah jelas bakal dimanfaatkan untuk membangun desa mereka sendiri di tanah kelahirannya. Usdes membuktikan, pelatihan BUMDES bukan hanya duduk mendengar deretan pembicara menggelontorkan teori dan sederet cerita tetapi lebih pada bagaimana menemukan potensi desa, bagaimana mewujudkannya menjadi unit usaha menguntungkan dan langkah-langkah memajukan desa lainnya. (aryadjihs/berdesa)
salam…
saya yani dari desa Curugsangereng – Kelapa Dua
Kabupaten Tangerang..
saya menyukai bisnis dan berjualan, saat ini saya bisnis online bidang makanan dan travel penyewaan kendaraan ELF
tetapi saya ingin sekali bisa membantu tetangga, kerabat di lingkungan saya
hanya saya bingung harus memulai darimana
ide banyak sekali ingin ini, itu untuk mengembangkan Desa kami tercinta
tapi… saya belum faham bagaimana dan harus memulai darimana
jika berkenan saya ingin ikut pelatihan BUMDesa
Terima kasih
jika berminat mengikuti program pelatihan kami bisa daftar di https://www.berdesa.com/bumdesa-training-program/