Kenapa BUMDes Harus ‘Seksi’?

0
2789

Berdesa.com – Desa-desa yang berada dekat dengan wilayah kota justru kesulitan mendirikan BUMDes. Padahal desa-desa pada lokasi ini memiliki lebih banyak pilihan untuk dijadikan usaha. Masalah terbesarnya adalah kesulitan mendapatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tertarik ‘bekerja’ pada lembaga yang berkaitan dengan pemerintah desa.

Seperti di Kecamatan Sleman, Sleman, Yogyakarta. Meski berada di pinggiran Kota Sleman sekaligus Kota Yogyakarta yang ramai, hingga pertengahan tahun 2017 hanya ada satu desa yang ‘berhasil’ mendirikan BUMDes yakni Pandowoharjo. Sementara lima desa lainnya belum menampakkan gereget yang menunjukkan bakal segera melahirkan BUMDes-nya.

Kenyataan yang hampir sama terjadi di Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta. Dari empat desa di kecamatan ini baru Panggungharjo saja yang sudah melesat cepat dengan BUMDes Panggung Lestari-nya. Ironinya, Panggungharjo adalah Desa terbaik se-Indonesia dan mendapatkan banyak penghargaan berkat kepiawaian para perangkat desa membangun sistem administrasi, pelayanan public dan BUMDes nya.

Ternyata, di desa-desa dekat perkotaan itu wacana BUMDes dianggap tidak menarik tertutama oleh kalangan anak muda. Seperti yang terjadi di Desa Pendowoharjo (bukan Pandowoharjo), Bantul, Yogyakarta. Sigit Nurcahyo, Direktur BUMDes Pendowo Mulyo, Desa Pendowoharjo menyatakan, butuh beberapa bulan bagi BUMDes di desanya untuk mulai dikenal warga, terutama anak-anak muda.

Baca Juga  Menggapai Kemandirian Ekonomi Desa melalui BUM Desa

Sigit mengungkap, untuk mengenalkan BUMDes pihaknya harus berkali-kali sosialisasi pada anak-anak muda. “Itu baru sosialisasinya. Belum lagi kalau mau mendirikan usaha. Sungguh tidak mudah mengajak pemuda mau bekerja di BUMDes. Utamanya, karena BUMDes belum bisa menjanjikan pendapatan besar dan jaminan masa depan,” kata Sigit.

Banyaknya tawaran kerja di kota adalah salahsatu pesona yang mengalahkan daya tarik BUMDes. Lagipual BUMDes masih berupa lembaga baru sehingga belum mampu memberikan jaminan pada para anak mudanya bakal bisa berkembang, bisa menjadi gantungan masa depan dan terutama, apakah BUMDes bisa memberi gaji yang besar. “Bagaimana mungkin bisa memberikan gaji besar jika semua warga desa mengawasi terus-menerus. Serba salah deh kerja di desa, beli sesuatu yang mahal sedikit dikira korupsi, program nggak jalan juga disoroti,” ujar Kusniadi, salahsatu pemuda warga Pendowoharjo.

Anak-anak muda desanya, ujar Kusniadi, sebenarnya memiliki kualitas yang cukup bisa diandalkan jika saja mau terlibat dengan aktivitas BUMDes. “Karena banyak yang berpendidikan tinggi dibanding desa-desa yang jauh dari kota. Tapi mereka lebih memilih kerja di perusahaan-perusahaan dan berbagai profesi lain yang ada banyak di kota,” katanya. Lalu apa yang harus dilakukan BUMDes agar bisa menarik hati anak-anak muda desa?

Baca Juga  Warga Gampong Aceh Barat Manfaatkan Eceng Gondok untuk Membangun Desa

Jumadi, salahsatu pegiat Desa Muntuk, Dlingo, Bantul mengatakan, BUMDes harus bisa menjadi lembaga yang ‘seksi’ di mata anak muda. Seksi yang dimaksud Jumadi adalah BUMDes harus membuka diri pada ide-ide baru dan aspirasi anak muda. “ BUMDes harus adaptif terhadap situasi anak-anak muda misalnya dengan membuka usaha yang menjadi dunianya anak muda seperti bisnis wisata dan usaha-usaha yang memanfaatkan teknologi,” katanya.

Sosialisasi mengenai BUMDes juga salahsatu factor yang mempengaruhi daya tariknya kemudian. BUMDes bakal menarik kalau disampaikan dengan cara menarik. “ Anak-anak muda gandrung pada hal-hal yang modern, teknologi dan inovasi, maka harus memakai cara yang juga kreatif,” kata Jumadi. Misalnya? “Misalnya memanfaatkan social media atau pertemuan-pertemuan yang menyenangkan bagi anak muda. Jangan lagi forum pertemuan dikuasai kelompok elit desa yang sudah sepuh-sepuh,” kata Jumadi. Kenapa anak muda menjadi begitu penting? “ Karena semangat anak muda sangat kuat dan mereka memiliki kemampuan menciptakan inovasi yang bakal memudahkan mereka melahirkan lembaga usaha bagi BUMDes,” pungkasnya.(ary/berdesa)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here